Cakrawala Sangat Jauh
Reference of Audio: Solas — Jamie Duffy
Pesisir Pantai,
Damai terasa — tentram sekali.
Hai Mentari,
Engkau tiba di penghujung hari.
Sesaat, gelap merayap,
Matahari mulai tertidur lelap,
Angin menari — nari,
Dingin menyeluruh; menyentuh dan membekukan hati.
Kembali ke sini.
Tanpa Cahaya Ilahi –
Segalanya akan kaku; mati.
Kembali! Berhentilah berlari!
Pesisir gelap gulita, mencekik menyeramkan.
Rindu dan tangis, muncul secara tiba-tiba.
Tertinggal seorang diri,
Setelah semuanya dibuat gaduh.
Tersedak dalam keheningan.
Berkumpul, namun hampa;
Apakah semua terhambat?
Rasanya sudah terlambat.
Engkau tak sadar — Mentari takkan Kembali.
Setidaknya, tidak dalam waktu dekat.
Terlalu sibuk mencari ketenangan,
Saat hati dipenuhi kebimbangan.
Kelak kau sadar — Cakrawala teramat jauh.
Pandangan terhenti pada pasir dan karang.
Namun, coba! Coba-lah mengarang!
Pada lembar kosong; menulis dan bermimpi!
Belumkah sadar? Khayalan luas.
Bercerita tentang kehilangan, tentang karya -
Dengan begitu mereka bertanya.
Melirik karena penasaran.
Mimpi yang indah.
Melodi dan nada berpadu;
Seribu rasa tersimpan dalam pena –
Suara Tanpa Kata.
Temaram bukanlah kutukan,
Saat tulisan menjelma nyata,
Semua indra menyala.
Kata menjadi suara.
Dingin menusuk tulang,
Dingin menyentuh raga dan jiwa,
Tak apa –
Menyatu semua pikiran.
Bulan malu menyinari;
Untuk pertama kali, menghangatkan.
Menyelimuti kegelisahan, membangun pemikiran;
Melengkapi angan — angan.
Melangkah di tepian,
Setiap langkah; berjejak, berlambang.
Pujangga! Penyair!
Seniman.
Maaf — apa?
Apa telinga ini tak salah mendengar?
Seniman? Bukan, bukan seniman.
Hanya pencerita, berbicara dengan bayangan sendiri.
Berhenti perlahan;
Mengapa?
Namamu terucap tanpa permintaan.
Ini bukan yang diinginkan.
Sudah! Berhenti!
Cukup dan lupakan!
Jangan sebut namamu, jangan sebut apapun!
Jangan coba rebut.
Mentari pergi, meninggalkan diri.
Diri sebatang kara.
Kali ini — tidak lagi, ini tak berhak kau renggut!
Terjatuh — terkapar.
Memohon, meminta,
Suara dan kata — memelukmu dari kesepian.
Tak ingin lagi terabaikan.
Tersadarkan perlahan.
Jelas — harus melawan!
Melawan? Dengan apa?
Di sekitar hanya pasir, karang, dan batu.
Ombak dan bulan — mereka tak peduli!
Persetan, dan lawan!
Jika ingin menghancurkan;
Bangun dan ciptakan –
Berkarya lebih banyak dari yang mereka rusak!
Abaikan mereka –
Yang diam mematung, acuh tak menolong.
Selalu sendiri; carilah sendiri.
Berdansa dengan warna, musik, dan irama.
Haha! Kau benar!
Nurani sadar,
Cibiran dan makian — takkan menahan.
Lahir kembali dari kekacauan.
Cekik dan taklukkan;
Bungkam dengan karya — sungkanlah mereka.
Mereka diam; tak berdaya,
Karena kau berhenti mendengarkan.
Imajinasi-mu, sebuah niskala yang jauh lebih indah;
Tak terbendung,
Tak tersandung.
Kalah — jangan pernah kalah.
Tatap akhirat yang menjerat;
Ukir namamu — paparkan ceritamu.
Jangan lupa; jangan berdiam diri.
Teruslah bermimpi.
Cakrawala jauh –
Teruslah berkayuh;
Suatu saat kita akan berlabuh,
Lalu mentari akan kembali membasuh.
Revamp in January 2024